penyebab drone tidak bisa terbang tinggi

Punagar drone tidak tiba-tiba terbang saat remote/stick dinyalakan. Sebaliknya, saat penerbang telah selesai menerbangkan pesawat tanpa awaknya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah mematikan baterai drone, kemudian dilanjutkan dengan mematikan remotenya. Upaya ini dilakukan agar drone bisa tetap terbang dengan seimbang di udara Danke Dass Ich Dich Kennenlernen Durfte Sprüche. - Pesawat tanpa awak atau drone sudah kian marak dipakai. Pesawat nirawak itu sudah dipakai oleh perorangan, lembaga atau komunitas untuk mendokumentasikan gambar, video dari drone sudah terasa di Indonesia. Munculnya beberapa komunitas drone bisa menandai antusiasme orang Indonesia untuk menggunakan drone. Pilot drone bisa memakai pesawat nirawak untuk leluasa menjelajahi udara. Tapi sejak pertengahan Mei 2015, kebebasan itu terancam. Drone tak lagi bebas mengudara. Musababnya adalah keluarnya aturan penggunaan drone yang ada pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awal di Ruang Udara yang Dilayani Indonesia. Permenhub ini mengatur, terdapat sejumlah kawasan yang sama sekali tidak ada yang boleh ada yang terbang di atasnya atau diistilahkan sebagai prohibited area. Contohnya adalah Istana ada juga restricted area atau kawasan terbatas. Kawasan ini seperti instalasi militer, yang penerbangan harus ada izin khusus. Kemudian ada juga kawasan keselamatan operasi penerbangan seperti bandar udara, yang mana setiap penerbangan harus melalui mekanisme air traffic controller yang berada di bawah Kementerian drone dibolehkan di wilayah yang disebut controlled airspace yang berada di bawah ketinggian 150 meter dari permukaan. Jika terbang di luar wilayah itu, harus mendapatkan izin dari Kementerian Navigasi Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Novie Riyanto, mengatakan pertimbangan keluarnya Permenhub itu adalah soal keselamatan penerbangan. Dengan banyaknya drone yang terbang tinggi ratusan meter, harus diatur, agar tidak menganggu lalu lintas penerbangan. "Sebab dikhawatirkan ada helikopter yang umumnya terbang sekitar 1500 kaki 457 meter. Dikhawatirkan akan ada insiden dengan helikopter. Jadi pertimbangannya ya saol keselamatan penerbangan," ujar Novie kepada Jumat 18 September mengatakan ketentuan batas ketinggian 150 meter mengadopsi aturan lembaga penerbangan sipil internasional, International Civil Aviation Organization ICAO. Batas ketinggian tersebut juga sudah sesuai dengan lingkungan ketentuan penerbangan di Indonesia. Selain keamanan untuk tidak menganggu penerbangan komersil, kata Novie, pembatasan ketinggian terbang juga akan menghindari kemungkinan buruk lainnya. Misalnya, drone yang dikendalikan melebihi jarak 150 meter, maka berpotensi lepas kendali. "Kalau terlalu tinggi itu terus bisa hilang, kalau begitu terus gimana," kata batas ketinggian penerbangan drone tersebut menuai pertanyaan dari kalangan jurnalis foto. Eddy Hasby misalnya, fotografer Kompas ini mengaku kerap menggunakan drone untuk mendapatkan sudut pandang yang dibutuhkan terbang maksimal 150 meter, bagi Eddy, bakal kerap diterobos jurnalis di lapangan. Menurutnya, dalam pratiknya selama ini, ia menerbangkan drone melebihi ketinggian maksimal 150 meter. Eddy mencontohkan rekaman drone yang dilakukan medianya saat peliputan pembukaan Tol Cikopo-Palimanan jelang lebaran lalu. Untuk mengambil gambar dari atas persimpangan di tol terbaru tersebut, drone harus diterbangkan melampaui 150 meter. Selain soal aturan ketinggian maksimal, persoalan izin untuk menerbangkan drone juga dipertanyakan. Apalagi bagi jurnalis dalam keadaan peristiwa darurat yang memerlukan perekaman atau pengambilan gambar dari udara. Dengan ketentuan harus meminta izin jika menerbangkan drone di atas 150 meter, maka kerja jurnalis diperkirakan akan terhambat oleh aturan tersebut. Terkait dengan hal ini, Novie mengatakan batas ketinggian 150 meter merupakan batasan yang sudah cukup bagi jurnalis termasuk dalam pengambilan gambar sebuah peristiwa darurat. "Saya rasa tidak ada sesuatu yang penting di atas 150 meter ya. Ini kan hitungannya 150 meter di atas laut lho ya," katanya. Untuk itu, Novie menegaskan prinsipnya semua penerbangan drone di atas 150 meter harus mengajukan izin ke Kementerian Perhubungan. Sesuai ketentuan, jika menerbangkan di bawah 150 meter bisa dilakukan tanpa izin sepanjang di wilayah yang tak dilarang sesuai ketentuan Permenhub tersebut. Novie mengatakan jangan khawatir kepada para pilot yang akan menerbangkan drone. Sebab ia memastikan proses perizinan bisa keluar dalam waktu singkat, yaitu antar 3-4 hari. Proses ini malah lebih cepat dari ketentuan yang dicantumkan dalam Permenhub tersebut yang mana perizinan memakan waktu 14 hari kerja. "Paling lambat seminggulah. Izin ke kita saja, nanti kami lihat ada ganggu penerbangan atau nggak. Kalau enggak ya dinotifikasikan," kata Permenhub tersebut ditetapkan pada 12 Mei 2015, Novie mengatakan Kemenhub telah menerima pengajuan perizinan menerbangkan drone. Secara umum perizinan drone dilakukan dalam waktu yang singkat dan tidak banyak yang mendapatkan penolakan. "Kita keluarkan untuk beberapa tempat. Tapi ada yang enggak kita keluarkan, soalnya ada yang izin dekat di dekat Bandara Gorontalo. Kita batasi," kata dia. Penetapan peraturan tersebut juga menjadi perhatian bagi komunitas drone yang tergabung dalam Asosiasi Pilot Drone Indonesia APDI. Ketua Harian APDI, Fajar Yusuf mengatakan secara prinsip asosiasinya setuju dengan pembatasan penerbangan dalam ketinggian maksimal 150 meter. Sebab APDI juga mengakui pentingnya keselamatan penerbangan harus menjadi perioritas. Namun APDI menyoroti beberapa poin dalam Permenhub tersebut. "Soal perumusan normanya. Isi besarnya baik ya, untuk mengatur keamanan penerbangan, tapi ini dirumuskan tak sempurna," kata dia. Fajar memahami aturan pelarangan penerbangan pada restricted area memang diterapkan dengan mempertimbangkan pertahanan dan keamanan, tapi menurutnya area terbatas itu cakupannya luas, bahkan lintas provinsi. Ia mengatakan jika membuka peta, wilayah yang disebutkan restricted area mencakup sampai ke Jogjakarta dan Solo. "Apa memang maunya kita menerbangkan drone untuk di halaman rumahnya saja, di Jogja atau Solo itu tidak boleh lagi terbangkan. Itu kan berlebihan," kata dia. Seharusnya, Fajar mengatakan, dalam penerapan area terbatas tersebut dilakukan per zonasi, yaitu ada area yang diperbolehkan, ada yang tidak diperbolehkan untuk menerbangkan drone. Wilayah yang perlu dilarang untuk penerbangan drone yaitu bandara, terutama bandara yang mana beroperasi jet tempur nasional. Hal itu untuk mengurangi potensi drone yang mengganggu jet tempur yang terbangnya mencapai ribuan kaki. "Akan lebih masuk akan kalau ada perbatasan wilayah udara, misalnya radius 6 Km. Di luar wilayah itu bsia diperbolehkan terbang" ujarnya. APDI juga menyoroti keharusan mengajukan izin terbang saat pilot atau operator akan menerbangkan drone pada ketinggian lebih dari 150 meter, yang harus mengurus ke Kementerian Perhubungan di Jakarta. Hal ini menurutnya akan merepotkan. Sebab selama ini, perizinan menerbangkan pesawat nirawak sudah pernah dikeluarkan oleh pemerintah daerah setempat. Lantas dengan keluarnya Permenhub, berarti pilot drone akan meminta izin juga mengkritik saat mekanisme izin penerbangan drone yang belum jelas, Kemenhub sudah ancang-ancang untuk membuat regulasi tentang keselatan penerbangan sipil. Ia yakin jika demikian, aturan keselamatan penerbangan sipil itu akan makin tidak jelas, sebab menurut APDI, Permenhub Nomor 90/2015 saja masih ada banyak hal yang harus direvisi. "Karena regulasi nanti Kemenhub akan atur semua drone, semua jenisnya dan harganya, bobotnya harus diregistrasi dari pemerintah. Ini seperti kode PK dalam pesawat terbang," kata dia. APDI dalam hal ini menolak asas pukul rata semua drone harus disertifikasi dan diregistrasi. Aturan sertifikasi idealnya diterapkan untuk drone yang memiliki spesifikasi tinggi misalnya dari sisi bobot dan kemampuan pemerintah pukul rata semua jenis drone, maka yang muncul adalah overregulated. "Misalkan nanti ada yang beli drone di Pasar Gembrong pasar tradisional di Jakarta, masak mainan anak-anak harus registrasi," tuturnya. Soal sertifikasi drone, Kemenhub mengakui hal itu. Kementerian yang dipimpin oleh Ignasius Jonan itu mengaku sedang menggodok aturan keselamatan penerbangan sipil. Dalam peraturan itu nanti, kata Novie, akan diatur drone dengan basis bobot sampai kualifikasi pilot drone. Gambaran aturan ini, kata dia, bisa seperti regulasi yang berlaku di Eropa. Novie mengatakan di Benua Biru untuk drone dengan bobot 200 Kg harus mendapatkan sertifikasi, perawatan laiknya pesawat terbang."Misalnya untuk drone yang bobotnya 15-20 Kg cukup di registrasi saja," kata mengatakan idelnya untuk sertifikasi drone dan pilot harus ada pembedaan. Drone wahana berat yang berbobot di atas 25 Kg dan beroperasi di atas 150 meter itu yang seharusnya menjadi wilayah pemerintah. Dibawah itu sebaiknya, kata APDI, tidak dikenakan izin maupun sertifikasi kompetensi pilot drone, Fajar mengatakan sebaiknya diserahkan ke asosiasi profesi. Nantinya setelah lolos dari ujian asosiasi, maka pemerintah akan menerbitkan izin pilot. Dahului ASFajar mengatakan rencana pemerintah mengatur registrasi dan sertifikasi drone terlihat ingin mendahului Amerika Serikat yang mana merupakan pusat industri drone. Di Negeri Paman Sam, kata dia, aturan soal registrasi dan sertifikasi masih dalam bentuk draf dan akan dilegalkan sekitar 2020. Draf tersebut masih dalam perdebatan dan saat ini masih diujipublikkan. Ia menambahkan draf pengaturan drone di AS membedakan benda terbang sipil dalam dua bentuk, pertama aero modeling dengan kualifikasi bobot bendanya ringan dan kemampuan terbang bisa sampai 500 kaki, sedangkan benda terbang kedua yaitu drone yang memiliki kemampuan di atas aero modeling. "Peraturan kita ke depan bisa sama ratakan itu, kita enggak ada perbedaan benda terbang ringan dan berat sampai operasinya di atas 150 meter," jelasnya. Untuk itu ia berharap sebaiknya aero modeling ditetapkan maksimal benda terbang yang memiliki bobot 25 Kg sedangkan drone di atas 25 Kg. "Nggak masalah soal lisensi atau sertifikasi, tapi ini untuk yang 25 Kg dan yang mampu terbang di atas 150 meter," tuturnya. Terkait izin drone, praktik yang ada di Amerika Serikat pun diterapkan untuk kemampuan yang tinggi. Fajar mengatakan ada tiga hal yang mengharuskan pilot drone di negara adidaya itu harus mengajukan izin yaitu selama pilot menggunakan wahana terbang berat, pilot mengoperasikan di atas 150 meter dan operasi drone untuk kepentingan dari Swnewsmedia, Jumat 18 September 2015, untuk penerbangan diatur oleh Federal Aviation Administration FAA. Lembaga ini merupakan otoritas penerbangan nasional Amerika Serikat. FAA mengatur untuk kepentingan rekreasi, drone harus diterbangkan tidak lebih dari 400 kaki. Pertimbangnnya agar drone tidak menganggu operasi pesawat berawak saat menghubungi bandata atau menara kendali. Aturan FAA membatasi drone di sekitar bandara harus dioperasikan setidaknya 6 mil dari bandara. Untuk kepentingan komersial, pilot drone atau entitas bisnis harus mendapatkan otorisasi dari FAA, yang dikenal dengan 'Section 333 Exemption'. Setiap lembaga bisnis yang ingin memakai drone untuk komersil. FAA mensyaratkan entitas itu harus mendapatkan sertifikasi otorisasi yang akan membatasi ketinggian terbang drone. Entitas bisnis juga akan mendapatkan nomor identifikasi dari otoritas setempat dan harus mengajukan lisensi operator komersil. Sedangkan untuk lembaga pemerintah yang memakai drone juga harus mengajukan permohonan sertifikasi otorisasi. Permohonan tidak berlaku untuk lembaga penegak hukum. Untuk konteks izin menerbangkan drone di Indonesia, Fajar berpendapat seharusnya jangan berbasis kepentingan komersil. Drone yang bobotnya kurang dari 25 Kg meskipun dilakukan untuk kepentingan komersil tidak layak untuk diharuskan minta izin. "Kita lihat di rezim perikanan. Nelayan kapal tradisional saja enggak perlu izin untuk tangkap ikan. Itu bisa kok," ujar dia. Sindrom Ahmed MohamedPeraturan drone yang berpotensi overregulated bisa memupuskan potensi pengembangan bidang teknologi mutakhir tersebut. APDI melihat drone bisa memicu kreativitas, meningkatan kemampuan teknologi anak bangsa serta juga mendukung pengembangan industri kreatif. Fajar mengatakan saat ini, sudah banyak anak sekolah di Indonesia yang meminati sekolah robot. Ia khawatir pembatasan terlalu ketat dalam potensi drone bisa melahirkan sindrom Ahmed Mohamed, bocah di AS yang terkekang kreativitasnya akibat kasus jam rakitannya. Dengan adanya regulasi yang membatasi pengembangan drone, maka akan berdampak pada potensi anak kecil di Indonesia yang sudah bisa merakit. "Kalau ada regulasi membatasi, ya mereka bisa rakit tapi enggak bisa diterbangkan. Ini hambat kreativitas untuk lebih menguasai teknologi. Regulasi ini harusnya hindari orang jadi gagap teknologi," kata dia. Drone mengatakan pesawat terbang ini juga tidak hanya digunakan oleh kelangan pegiat saja. Drone dipakai oleh profesional industri kreatif untuk mendukung pariwisata dengan merekam keindahan alam Indonesia. Pesawat nirawak ini juga bisa dimanfaatkan untuk kegiatan penelitian, pembangunan sektor agraria dalam hal penyebaran benih sampai pengawasan tumbuhan. "Ini juga bisa dipakai untuk mendukung kebijakan pemetaan," katanya. Bayangkan, kamu baru membeli drone dari hasil menabung dn kerja keras, lalu ketika baru beberapa kali diterbangkan, drone kamu crash. Sakit tapi nggak berdarah, guys. Padahal, drone crash dapat dihindari jika kamu benar-benar mengenali drone-mu dan mengikuti prosedur yang benar serta tips-tips menghindari drone crash. Mau tahu bagaimana tips-tipsnya? Sudah kami rangkumkan, lho, buat kalian pembaca setia yuk simak artikelnya! Mengapa Drone bisa jatuh? Unmanned Aerial Vehicles UAV atau yang lebih dikenal dengan drone, dapat terjatuh akibat beberapa faktor, yakni sebagai berikut1. Malfungsi Rotor Rotor/propeller drone anda telah dirancang sedemikian rupa sehingga kuat namun juga cukup rentan terkikis, tercuil, atau bengkok jika terbentur. Selalu periksa kondisi setiap rotor sebelum penerbangan untuk memastikan semua rotor dalam kondisi sempurna. 2. Hilangnya sinyal GPS Jika anda terbang di dalam ruangan, anda pasti akan kesulitan mendapatkan sinyal GPS. Jika memungkinkan, selalu terbangkan drone di area terbuka dan jauh dari bangunan tinggi untuk mendapatkan sinyal GPS yang optimal. 3. Kompas eror Salah satu penyebab terbesar drone jatuh adalah kompas yang tidak terkalibrasi dengan benar. Kompas drone dapat terganggu oleh sumber magnetik dan rekuensi radio apapun. Jangan letakkan drone terlalu dekat dengan magnet seperti yang ada pada pengerasi suara mobil, dan interferensi elektromagnetik dari lingkungan sekitar saat terbang, seperti kabel listrik atau menara sinyal seluler. 4. Terputusnya koneksi transmisi video Ini merupakan pengaruh drone jatuh yang paling umum lainnya, bisa terjadi kapan saja dan umumnya diakibatkan karena kabel-kabel yang longgar dan port-port yang rusak. Pastikan semua kabel telah terpasang dengan benar sebelum terbang dan dilepaskan dengan benar setelah mendarat untuk menjaga dan merawat port agar tetap dalam kondisi baik. Ketika kamu kehilangan sinyal dan kendali atas drone, biasanya pilot akan menginisasi fungsi RTH supaya drone kembali dengan otomatis. Ini berarti drone akan mengikuti jalur untuk kembali ke Home Point, tanpa menghindari rintangan yang bisa saja ditemui di perjalanan. Oleh karena itu, jangan langsung gunakan fungsi RTH ketika kamu kehilangan sinyal, tetap tenang dan tunggu beberapa saat sebelum melakukan fungsi RTH. 5. Home Point yang salah Titik home point salah? Kok bisa ya? Nah, kejadian semacam ini bisa terjadi ketika GPS lock hilang beberapa saat ketike terbang, sehingga drone mengkalibrasikan home point yang salah. Ingatlah selalu bahwa home point bisa berada di titik lepas-landas drone-mu, atau posisi remote controller jadi cek kembali home point sebelum terbang. Terakhir, pastikan kamu mengatur ketinggian RTH lebih tinggi dari benda atau bangunan apapun di sekitar lingkungan penerbanganmu, demi menghindari resiko tertabrak objek selama perjalanan. Ketinggian 100 meter dapat dikatakan cukup aman, kecuali kamu terbang di daerah perkotaan dengan gedung-gedung tinggi. 6. Drone kekurangan/kehabisan daya Hal penting yang seringkali diremehkan para pilot drone selalu terbang dengan baterai yang terisi penuh, jangan tergoda untuk terbang dengan sisa kapasitas baterai rendah atau baterai yang baru diisi sebagian. Banyak drone yang jatuh karena kehabisan baterai di tengah penerbangan dan tidak memiliki cukup daya untuk terbang kembali. Sebelum mendarat, drone harus memiliki setidaknya 30% baterai, sehingga ketika dalam situasi darurat drone-mu tidak bisa langsung mendarat, drone mampu terbang ke tempat lain untuk mengatasi masalah ini. Selain itu, meskipun drone DJI memiliki fitur failsafe RTH dimana drone akan secara otomatis kembali ke home point ketika baterai mencapai 10 %, selalu ada kemungkinan drone akan menemui rintangan atau bahkan drone lain saat di perjalanan pulang karena tidak ada daya yang cukup untuk menaikkan drone ke ketinggian yang cukup aman. 7. Salah arah terbang Ketika drone terbang dengan sangat tinggi, tentu akan sulit melihat arah terbang drone, khususnya untuk para pilot pemula. Kesulitan melihat arah drone ini dapat menjadikan pilot menerbangkan drone ke arah yang salah. Pastikan kamu benar-benar mengenali sisi depan dan belakang drone-mu supaya hal ini tidak terjadi. Apa yang sebaiknya dilakukan setelah drone jatuh? Resiko drone jatuh tidak memandang bulu dan dapat terjadi kepada siapa saja, baik pilot pemula maupun pilot berpengalaman sekalipun. Terkadang, jatuhnya drone merupakan salah pilot, namun terkadang juga dapat diakibatkan oleh faktor-faktor yang tidak bisa kita hindari. Jadi, apa sih, yang sebaiknya kita lakukan ketika drone kita jatuh? Pertama-tama, segera ambil drone, lalu periksa secara fisik apakah ada kerusakan pada drone-mu. Jika ada kerusakan, bawalah ke DJI Service Center terdekat dan ceritakan kronologi kejatuhan sedetail mungkin dan tunjukkan kerusakan yang ada. Pertolongan Pertama Ketika Drone Jatuh Matikan drone, lalu remote controller, dan lepaskan baterai dan baling-baling Bersihkan tanah/pasir/serpihan yang menempel pada drone dengan cairan alkohol dengan menggunakan kapas/tisu Balikkan drone lalu putarkan rotor perlahan untuk mengeluarkan tanah atau pasir yang masuk, lalu tiuplah atau gunakan kompresor udara untuk mengeluarkan tanah atau pasir yang masih ada. Periksa pergerakan gimbal, apakah ada bagian yang bengkok, atau retak Periksa bagian kamera apakah ada keretakan atau kabel yang longgar Periksa baterai apakah ada kerusakan Periksa baling-baling, apakah ada retak atau tercuil. Jika iya, ganti dengan baling-baling yang baru. Periksa penyangga gimbal apakah masih terpasang dengan baik dan rapat. Periksa seluruh struktur drone apakah ada retakan, termasuk landing gear. Periksa setiap motor apakah masih terpasang dengan baik dan tidak longgar, terutama di bagian baut-bautnya. Menyalakan Kembali Masukkan kembali baterai ke drone jika sudah melakukan langkah-langkah di atas Nyalakan drone pada permukaan yang rata Kalibrasikan kompas, lalu kalibrasikan IMU Periksa dan coba semua pergerakan gimbal melalui remote controller saat drone dalam posisi diam, lalu ulangi sambil menggerakkan drone Nyalakan motor tanpa baling-baling dan periksa pergerakannya apakah bergetar atau kelihatan abnormal Matikan motor, lalu pasangkan baling-baling, nyalakan kembali motor, dan periksa kembali apakah motor bergetar atau berputar dengan tidak normal Terbangkan drone dan perhatikan jika ada pergerakan atau getaran yang tidak normal Saat terbang, rekam video, lakukan pergerakan dasar seperti maju, mundur, bergerak ke kiri, kanan, yaw kiri, yaw kanan, naik, dan turun Lihat hasil video untuk memastikan drone tidak bergoyang atau bergetar Lakukan penerbangan dengan ketinggian rendah dan pelan, hindari area di atas permukaan air, untuk memastikan drone anda masih berfungsi dengan baik Jogja Sky DJI Sales & Service Center Jika kamu menemukan adanya kerusakan atau kejanggalan pada drone-mu, segera bawa ke DJI Service Center terdekat di kotamu. Jika kamu berada di Yogyakarta dan sekitarnya, kamu bisa langsung mengunjungi kami untuk memperbaiki drone-mu. Jika kamu berada di luar wilayah Yogyakarta, jangan sedih! Kamu bisa menghubungi kami dan kami akan siap membantu dan memberikan solusi terhadap kerusakan drone-mu. Bagi yang belum tahu, Jogja Sky memiliki layanan perawatan produk dan service gratis, lho! Sebagai DJI Service Center, kami siap membantu dan menangani berbagai masalah drone DJI. Kami memiliki 2 jenis service yang bergaransi dengan rincian sebagai berikut. Setelah mengetahui berbagai penyebab dan apa yang harus dilakukan jika drone kamu jatuh, jangan lupa untuk selalu memperhatikan persiapan-persiapan sebelum terbang dan menjaga perangkat drone, remote controller, serta baterai agar tetap awet dan terjaga kualitasnya. Semoga bermanfaat! Ikuti kami di Comments comments Salah satu aktivitas seru yang bisa menghibur sekaligus menjadi pengisi waktu luang ialah menerbangkan drone. Bukan hanya akan membangkitkan rasa antusias dari dalam diri seseorang saja, namun juga bisa melihat keadaan seandar dari atas. Walaupun aktivitas ini sangat seru untuk dilakukan, menerbangkan drone bisa jadi bencana bagi penggunanya. Sebut saja drone yang hilang kendali dan tiba-tiba jatuh saat mengudara. Apalgi jika pesawat tanpa awak yang dimiliki belum terpasangi dengan GPS yang berfungsi untuk tracking dan locking position. Fenomena drone yang crash saat di udara bisa jadi masalah yang cukup fatal. Lalu, apa saja penyebab drone crash?Baca Juga Tips Mencegah Kecelakaan Drone Jatuh Saat BelajarSalah satu faktor utama penyebab drone hilang kendali ialah faktor alam. Sebut saja hujan, angin kencang, atau faktor cuaca lain yang tidak memungkinkan drone untuk terbang. Hal ini tentu menjadi kendala yang sangat besar bagi penerbang drone. Pasalnya, faktor alam menjadi faktor abstrak yang sulit untuk diprediksi, meskipun memang ada ramalan cuaca dan segala macam, namun tidak ada seorangpun yang bisa memprediksinya secara akurat. Mungkin saja saat penerbang ingin menerbangkan pesawat tak berawaknya, angin masih belum berhembus. Tapi saat drone sudah mencapai ketingguan tertentu, tiba-tiba muncul angin dengan kecepatan yang cukup tinggi. Drone itu kemudian akan terbawa oleh arah angin, penerbang juga akan merasa panik karena remot kontrolnya tidak bisa digunakan. Alhasil, pesawat tanpa awak akan terjatuh pada suatu tempat, alias Drone CrashSelain faktor-faktor alam seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, ada pula faktor lain yang menjadi penyebab drone crash. Untuk lebih jelasnya, simak ulasannya berikut Voltase BateraiPada dasarnya, pesawat tanpa awak memiliki dua jenis baterai yang melengkapinya. Salah satunya adalah baterai yang terpasang pada Hobby RC atau remote control, dan satu lainnya terpasang pada drone itu sendiri. Guna mengatasi sekaligus menghindari fenomena drone crash saat berada di udara, penting bagi penerbang untuk memiliki baterai checker yang dapat memeriksa kondisi dari baterai tersebut, entah itu untuk baterai remote control ataupun baterai drone. Umumnya, baterai checker akan menjadi alat untuk memastikan apakah baterai yang digunakan sudah terisi penuh atau belum saat Anda hendak menerbangkannya. Sebagai catatan saja, voltase baterai maksimal yang dimiliki sel baterai adalah 4,2 Juga Cara Merawat Baterai Drone yang Baik dan Benar2. Flight Controller CrashPenyebab drone crash lainnya adalah flight controller yang mengalami crash. Flight controller sendiri memiliki firmware yang berisi berbagai program dengan fungsi yang berbeda. Adapun untuk kinerja dari CPU Flight controller ini harus berada di bawah 30%. Untuk mengecek kinerja itu, Anda dapat menggunakan software configurator. Di beberapa kasus drone crash, kebanyakan diantaranya disebabkan karena terlalu banyak mengaktifkan fitur dengan berbagai jenis filter untuk gyro-nya. Peningkatan loop time juha akan membuat CPU bekerja lebih keras dari yang seharusnya. Alhasil, flight controller akan mengalami kegagalan dalam mengolah dan mengirimkan sinyal ke bagian ESC. Hal tersebutlah yang akan membuat drone mengalami crash dan tiba-tiba Interferensi Sinyal RFMenyamai frekuensi yang sudah banyak digunakan pada alat-alat wireless seperti halnya wifi internet, microphone wifi, dan alat komunikasi lainnya, remote control pada RC pesawat ataupun drone menggunakan frekuensi sebesar 2,4 Ghz. Jelas saja, hal ini memberikan banyak pengaruh terhadap penggunaan remote control itu sendiri. Semakin besar sinyal jamming yang diperoleh, reliabilitas RC akan semakin berkurang. Akibatnya, drone hanya mampu terbang pada jarak yang pendek. Apabila penerbang dengan nekat menerbangkan drone dengan jangkauan area yang lebih jauh dari kapasitasnya, maka drone akan mengalami lost signal dan kemudian memungkinkan, Anda dapat mengaktifkan fitur RSSI atau Received Signal Strength Indication pada remote control untuk mengatasi kendala ini. Atau bisa juga dengan menerbanhkan drine fpv, sehingga Anda bisa memantau dan mengaturnya melalui configurator yang ada. Dengan begitu, Anda bisa lebih leluasa dalam memantau kekuatan sinyal remote control dan tentunya hal ini akan mencegah terjadinya crash akibat sinyal yang Port RusakPenyebab drone mengalami crash selanjutnya adalah port rusak. Pada dasarnya, terdapat dua kesalahan yang mengakibatkan terjadinya port rusak. Salah satunya adalah karena cacat produksi dan kesalahan dalam pemasangannya. Karenanya, mengecek kembali fisik dan fungsional dari masing-masing port sebelum merakitnya menjadi hal yang tidak boleh luput dari perhatian Anda. Apabila Anda mendapati adanya cacat produksi pada bagian port, Anda biza langsung menukarnya ke toko dimana Anda membelinya agar bisa memperoleh port yang pula 4 ESC yang ada pada drone. Pastikan komponen-komponen ini sama persis mulai dari spesifikasi, bentuk fisik, hingga versi firmwarenya. Jika terdapat perbedaan meskipun itu datang dari versi firmware, drone yang sudah dirakit dimungkinkan akan tidak stabil saat diterbangkan. Motor juga akan menjadi lebih panas/overheat. Tak ayal jika kemudian kerusakan serta ketidasesuaian port pada drone menjadi penyebab drone Port Terlalu PanasPesawat tanpa awak memiliki beberapa komponen yang kurang resist terhadap panas yang berlebihan. Sebut saja FC, PDB, ESC, Receiver, dan Motor. Jika komponen-komponen tersebut mengalami overheat, maka drone akan crash, hilang kendali, jatuh ke darat secara tiba-tiba, hingga terbakar di menghindarinya, Anda dapat mengeceknya terlebih dahulu sebelum lepas landas. Apakah port sedang dalam kondisi yang panas atau tidak. Perhatikan pula ESC dan Motor setelah drone diterbangkan. Ketika kedua komponen itu masih hangat, artinya drone dalam kondisi Salah Arah Ketika Menerbangkan DroneSalah arah ketika menerbangkan drone juga bisa menjadi penyebab drone crash. Pada saat drone terbang dengan ketinggian yang cukup tinggi, penerbang mungkin akan mengalami kesulitan untuk membedakan yang mana arah depan dan mana arah belakang. Terlebih jika penerbang tersebut merupakan seorang pemula yang sedang belajar mengoperasikan pesawat tak berawak. Karenanya, selalu pastikan untuk membiasakan diri dengan sisi depan, juga sisi belakang dari drone yang sedang terbang di udara. Sehingga kemungkinan drone mengapami crash pun dapat Juga Wajib Tahu Checklist Sebelum Menerbangkan Drone7. Menekan Tombol RTH Terlalu CepatAdapula tombol RTH yang ditekan terlalu cepat yang menjadi penyebab drone crash. Hal ini bisa terjadi apabila komponen kabel yang terpasang pada drone longgar atau kondisi port yang sudah rusak. Untuk menghindari hal ini terjadi, pastikan untuk selalu memasang kabel drone dengan benar dan teliti. Sedangkan untuk menjaga kondisi dari port, penerbang harus berhati-hati saat hendak melepas kabel dari Kompas RusakDapat terjadi kapan saja, kompas rusak menjadi penyebab drone crash berikutnya. Terjadinya error yang menyebabkan kompas salah dalam memberikan arah dapat disebabkan oleh gangguan akibat adanya gelombang magnetic dari radio. Tentu, hal ini akan menyebabkan drone hilang kendali dan kemudian jatuh karena tidak bisa menerima arahan yang tepat. Untuk itu, selalu usahakan agar tidak menerbangkan drone di area yang dekat dengan benda-benda yang mengandung magnet seperti halnya speaker mobil ketika Anda bepergian. Juga daerah yang memiliki gelombang electromagnetic tinggi seperti dekat pemancar radio dan tiang yang Harus Dilakukan Saat Drone Mengalami CrashTidak peduli seberapa andal dan berpengalamannya pilot pesawat tanpa awak, kemungkinan drone akan mengalami crash pasti ada. Terlebih bila drone sudah memiliki indikasi beberapa penyebab drone crash di atas. Lalu apa yang harus dilakukan ketika hal tersebut terjadi?Terdapat beberapa hal yang mungkin akan membantu penerbang ketika drone yang dioperasikannya mengalami crash. Beberapa hal tersebut ialah sebagai drone beserta remot controlnya dengan cara melepas baterai dan propeller yang cairan alkohol untuk membersihkan semua debu, kotoran, ataupun pasir yang menempel pada drone setelah motor pada saat drone dalam keadaan terbalik secara manual. Hal ini dilakukan untuk membuang kotoran atau pasir yang menempel. Selain itu, penerbang juga bisa meniup bagian motor ini untuk menghilanhkan kotoran kembali apakah terjadi kerusakan pada bagian gimbal. Misalnya saja gimbal menjadi bengkok ataupun kamera drone, apakah ada bagian yang retak atau hilang saat kondisi baterai secara fisik, apakah ada kerusakan atau bagian propeller yang ada. Apakah mengalami retak atau tidak. Perlu dicatat, baiknya pilot pesawat tak berawak menghindari penggunaan propeller yang sudah retak agar drone dapat bekerja dengan pula semua bagian bantalan yang dimiliki komponen kondisi bagian frame termasuk landing gear yang dimungkinkan mengalami memastikan semua komponen dapay berfungsi dengan benar dan tidak kehilangan barang satu sekrup pun, Anda dapat memeriksa setiap motor yang terpasang pada setiap bagian drone yang bergera, bersihkan ulang debu, kotoran, atau pasir yang mungkin masih dirasa sudah cukup bersih, segera masukkan kembali baterai ke tempat untuk menyalakan kembali drone yanpa menggunakan propeller pada permukaan yang datar. Lalu, biarkan drone melakukan prosedur melakukan IMU, lakukan kalibrasi kompas terlebih pengontrol gimbal untuk memeriksa apakah gimbal dapat bergerak tanpa ada masalah atau propeller setelah mematikan drone. Kemudian hidupkan kembali dan pastikan bahwa tidak ada bagian komponen yang bergoyang saat drone drone terbang sebentar pada ketinggian 1 meter. Perhatikan dengan baik apakah drone memiliki gerakan yang aneh atau beberapa manuver sederhana saat merekam sebuah video. Misalnya saja dengan mengarahkan drone untuk maju, munduh, atas, bawah, ke kanan, dan juga ke dan tinjau kembali hasil rekaman yang berhasil diambil. Apakah terjadi guncangan pada gambarnya atau dengan melakukan penerbanhan jarak menengah, dan pastikan bahwa semuanya berjalan dengan ditemukan adanya ketidakberesan pada saat penerbang melakukan uji coba terbang setelah drone mengalami crash, penerbang disarankan untuk langsung menghubungi pihak penerbit produk drone yang digunakan, guna memperoleh kejelasan akan kerusakan yang diderita drone dan bagaimana solusi lanjutan yang harus beberapa daftar penyebab drone crash lengkap dengan langkah-langkah tanggap yang perlu dilakukan saat drone mengalami crash. Bagaimana menurut Anda? Doran Gadget – Terkadang ketika menerbangkan drone, pilot pernah mengalami kendala tertentu. Salah satunya adalah drone yang turun sendiri saat terbang dan tidak stabil. Hal ini akan berdampak pada manuver drone. Jika tidak segera ditangani drone dapat jatuh dan terbentur. Lantas, apa saja penyebab drone tidak stabil dan bisa turun sendiri saat terbang? Berikut ulasannya yang perlu Sobat Doran ketahui. Penyebab Drone Tidak Stabil1. Faktor Kondisi Cuaca2. Sensor Drone yang Bermasalah3. Penyebab Drone Tidak Stabil – Jangkauan Transmitter4. Center Gravity5. Penyebab Drone Tidak Stabil – Part yang DigunakanKesimpulan dan Penutup Penyebab Drone Tidak Stabil Ada lima faktor utama yang seringkali menjadi penyebab drone tidak stabil dan turun sendiri saat terbang. Baik itu faktor eksternal yang ada pada drone maupun karena faktor dari eksternal. 1. Faktor Kondisi Cuaca Faktor yang pertama adalah karena kondisi cuaca saat drone diterbangkan. Salah satunya adalah faktor kecepatan angin di udara. Terlebih lagi angin yang berlawanan dengan arah penerbangan drone. Memang, ada drone yang tahan angin, namun hal itu terbatas untuk kecepatan angin tertentu saja. Apabila melebihi batasannya, maka drone akan tidak stabil. Kemudian, kondisi seperti cuaca yang terik dan berembun atau kabut juga berpengaruh. Ketika drone diterbangkan dalam kondisi yang terik, akan berdampak pada komponen yang cepat panas pula dan meningkatkan kinerja. Inilah yang membuat daya baterai cepat habis dan tak stabil. Begitu pun saat kondisi berkabut, dikhawatirkan air bisa masuk ke celah-celah kecil komponen dan berpengaruh. Baca juga 5 Masalah Drone yang Sering Terjadi dan Solusinya 2. Sensor Drone yang Bermasalah Selanjutnya adalah mengenai sensor pada drone. Flight controller drone terdapat beberapa sensor penting seperti giroskop, barometer, dan akseleromete, hingga magneto. Sensor giroskop yang pendek membuat drone terbang lebih stabil. Khususnya dalam hal kontrol dan informasi. Apabila salah satu sensor drone tidak bekerja dengan baik, akan membuat kinerja sensor lainnya menjadi tidak optimal untuk menjaga keseimbangan dan kestabilan. Termasuk dalam mengatur kecepatan putaran rotasi drone saat berada di udara. 3. Penyebab Drone Tidak Stabil – Jangkauan Transmitter Ketiga ialah masalah jangkauan dari koneksi transmitter. Seperti yang kita ketahui bersama, transmitter merupakan penghubung sinyal dari controller ke pesawat drone. Kinerja transmitter akan lebih baik jika tidak ada halangan dari kondisi sekitarnya. Baik itu bentang alam seperti perbukitan, pepohonan, dan objek lain seperti gedung bertingkat, bangunan tinggi, serta lainnya. Itu artinya, semakin banyak penghalang tersebut maka transmitter menjadi tidak optimal. Sinyal pun akan terganggu, terlebih lagi jika banyak interferensi sinyal. Misalnya sinyal dari jaringan radio lainnya. Tentu hal tersebut dapat mengacak dan merusak frekuensi sinyal drone dan membuat pengontrolan lebih susah. Sehingga, drone tidak bisa terbang dengan stabil. Baca juga 5 Penyebab GPS Drone Tidak Terkoneksi dan Cara Mengatasinya 4. Center Gravity Faktor yang penting diperhatikan lainnya adalah center of gravity. Bisa dibilang istilah tersebut adalah posisi dimana drone sejajar dalam posisi yang benar-benar tepat. Jadi, pastikan drone tidak terlalu miring ke sisi kiri maupun kanan saat diterbangkan. Maka, Anda dapat mengubah posisi ketika terlalu miring tersebut sesegera mungkin. Cek pula apakah drone memiliki berat di bagian tertentu sehingga membuatnya miring sendiri walaupun sudah dikontrol menggunakan controller. Dengan begitu, dapat terhindar dari kemiringan dan drone berada dalam posisi center of gravity yang tepat. 5. Penyebab Drone Tidak Stabil – Part yang Digunakan Penyebab drone tidak stabil dan sering turun sendiri yang terakhir bisa jadi karena aksesoris dan spare part yang digunakan. Misalnya part tersebut mengalami kerusakan karena benturan atau terdapat partikel atau kotoran yang menempel di bagian komponen tertentu. Sebagai contoh flight controller yang terkena benturan tentu akan berpengaruh terhadap sensitivitas manuver dan pengendalian. Oleh karena itulah, selalu lakukan perawatan dan pembersihan komponen drone secara berkala. Apalagi ketika terkena benturan atau crash. Di sini beberapa cara yang dapat digunakan seperti menyemprot secara perlahan dengan kompresor, membersihkan bagian dengan alkhohol dan diusap menggunakan kain khusus atau tisu. Lalu, pastikan juga komponen lainnya dalam kondisi stabil dan tidak panas setelah diterbangkan. Baca juga 10 Tips Mencegah Drone Menabrak atau Jatuh Kesimpulan dan Penutup Itulah beberapa alasan dan penyebab drone tidak stabil dan dapat turun sendiri ketika terbang. Maka dari itu, sangat penting bagi Anda untuk mengecek segala kondisi sebelum menerbangkannya. Mulai dari kondisi drone dan melihat faktor eksternal yang dapat menghalangi kinerja drone. Jangan lupa untuk selalu produk drone terbaik dan aksesorisnya dari DJI yang bisa didapatkan di Doran Gadget. Semua produk yang kami jual merupakan barang asli dengan garansi resmi pabrikan. Ada pula berbagai program dan promo yang bisa Anda dapatkan dalam setiap pembelian melalui store, website, dan aplikasi Doran Gadget. Informasi lebih lanjut, hubungi CS kami via WhatsApp di sini. Penyebab drone hilang kendali – Menerbangkan drone merupakan salah satu aktifitas yang bisa menghibur dan mengisi waktu luang anda. Selain itu, dengan menggunakan drone, anda bisa melihat keadaan seandar dari atas. Walaupun kegiatan ini sangat seru, akan tetapi menerbangkan drone bisa menjadi bencana buat anda sendiri. Salah satunya adalah drone hilang kendali dan tiba-tiba jatuh. Terlebih lagi jika drone yang anda miliki belum memiliki GPS untuk locking position dan tracking. Salah satu faktor yang menyebabkan drone hilang kendali adalah faktor alam, entah itu hujan ataupun angin kencang. Yah, betul alam memang tidak bisa ditebak, walaupun sudah ada ramalan cuaca dan sebagainya. Mungkin saat anda ingin menerbangkannya angin masih belum berhembus, tapi setelah drone berada pada ketinggian tiba-tiba ada angin datang dengan kecepatan yang bisa dibilang tinggi. Drone akan terbawa angin dan anda pasti akan panik dan tidak bisa mengontrolnya dengan remote. Alhasil drone akan jatuh di suatu tempat alias hilang. Baca Juga 5 Cara Menghasilkan Uang dari Drone Selain faktor cuaca seperti angin, ada juga loh faktor lainnya yang bisa membuat drone jatuh dan hilang. Apa saja itu? Simak beberapa penyebab drone hilang kendali yang sudah kami susun dibawah iniyah. 1. Voltase Baterai Ternyata ada dua baterai yang harus kita perhatikan yaitu pada hobby RC yaitu baterai pada remote control dan pada drone itu sendiri. Untuk mengatasi dan mencegah drone tiba-tiba hilang kendali saat berada diatas, alangkah baikknya anda memiliki baterai checker. Dengan alat ini, anda bisa mengecek dahulu baterai yang ada, baik itu baterai remote control ataupun baterai drone. Tentunya dengan alat ini anda bisa memastikan baterai anda sudah terisi penuh sebelum anda menerbangkannya. Perlu anda ketahui bahwa voltase maksimal pada sel baterai itu adalah 4,2 volt 2. Interferensi Signal RF Biasanya remote control pada drone ataupun RC pesawat menggunakan frekuensi Ghz. Hal ini sudah menyamai frekuensi yang digunakan pada kebanyakan alat wireless diluar sana seperti wifi untuk akses internet. Selain itu ada juga microphone wifi dan alat komunikasi lainnya. Tentu saja ini memiliki pengaruh yang besar terhadap remote control. Semakin besar sinyal jamming dari luar, maka reliabilitas rc akan semakin berkurang dan ini membuat drone hanya bisa terbang jarak pendek. Jika anda nekat untuk menerbangkan drone dengan jangkauan yang lebih jauh laig, maka siap-siap anda untuk lost signal dan drone anda akan jatuh. Untuk mengatasi masalah ini, anda bisa mengaktifkan fitur RSSI Received Signal Strength Indication pada remote control jika mendukung. Atau jika anda menerbangkan drone fpv maka anda bisa mengaturnya melalui configurator agar bisa tambil dividio. Dengan mengaktifkan fitur ini, anda bisa memantau kekuatan sinyal remote control dan ini akan mencegah terjadinya lost signal. 3. Flight controller Crash Penyebab drone hilang kendali yang ketiga ini adalah Flight controller crash. Perlu anda ketahui bahwa flight controller ini memiliki firmware yang berisikan banyak program yang mempunyai fungsi berbeda-beda. Kinerja CPU Flight controller ini ternyata harus dibawah 30% anda bisa mengeceknya melalui software configurator. Dalam beberapa kasus jatuhnya drone, kebanyakan mereka terlalu banyak mengaktifkan fitur salah satunya mengaktifkan berbagai jenis filter untuk gyro. Selain itu, meningkatkan loop time bisa membuat CPU bekerja lebih keras. Hal inilah yang menyebabkan Flight controller fail mengolah dan mengirim sinyak ke ESC. Akibatnya drone hilang kendali dan tiba-tiba jatuh. 4. Part Terlalu Panas Didalam drone ada beberapa kompenen yang tidak bisa tahan terhadap panas yang berlebihan. Sebut saja seperti ESC, FC, PDB, Motor dan Receiver, kelima kompenen ini jika terlalu panas maka bisa menyebabkan drone hilang kendali, jatuh, bahkan bisa terbakar. Untuk menghindari kejadian ini, alangkah baiknya jika anda melakukan pengececkan terlebih dahulu sebelum terbang. Anda juga bisa mengecek setelah pertama kali terbang, apakah ada terdapat part yang sangat panas atau tidak. Perhatikan juga motor dan ESC setelah terbang, jika masih hangat berarti itu masih normal. 5. Part Rusak Penyebab drone hilang kendali yang terakhir adalah part rusak. Part rusak biasanya terjadi akibat dua kesalah, yang pertama adalah cacat produksi dan yang kedua kesalahan dalam pemasangannya. Oleh karena itu, lakukan pengecekan fungsional dan fisik masing-masing part sebelum merakitnya. Jika anda menemukan cacat produksi, anda bisa langsung menukarnya di toko tempat anda membeli untuk mendapatkan ganti yang baru. Yang perlu anda perhatikan adalah ke empat ESC. Pastikan kompenen ini sama, mulai dari bentuk fisik, spesifikasi, dan versi firmwarenya. Apabila ada yang berbeda walaupun itu versi firmwarenya maka akan membuat drone yang anda rakit terbang tidak stabil dan motor akan panas atau bisa lebih buruk lagi. Baca Juga 5 Drone Termahal di Dunia Nah itulah sedikit yang bisa kami sampaikan mengenai Penyebab drone hilang kendali dan jatuh. Tentunya jika ini menimpa anda, maka anda akan mengalami kerugian, terlebih lagi jika drone yang anda miliki memiliki harga yang mahal. Oleh karena itu, periksalah semua sebelum anda menerbangkannya. Bagi anda yang masih belajar menerbangkan drone, dan ingin cepat bisa menerbangkannya maka anda bisa mengikuti pelatihan drone dari kami yang akan diadakan setiap bulannya.

penyebab drone tidak bisa terbang tinggi